Shalat Khusuf : Gerhana Bulan dan hikmah didalamnya

Salah satu sunah yang dianjurkan pada saat gerhana bulan adalah melaksanakan shalat khusuf. Hari Selasa (8/11/2022) Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa akan terjadi gerhana bulan.

Pada masa awal islam, gerhana bulan dimaknai dengan beragam tafsir. Ada yang menyebutnya pertanda kematian, ada pula yang menyebutnya sebagai pertanda terjadinya sebuah peristiwa.

Salah satunya riwayat Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya menyebutkan :

فإن رجالًا يزعمون أن كسوف هذه الشمس وكسوف هذا القمر، وزوال هذه النجوم من مطالعها، لموت رجال عظماء من أهل الأرض، إنهم قد كذبوا. ولكنها آيات من آيات الله عز وجل

“Orang-orang menduga bahwa gerhana matahari atau bulan dan fenomena bintang jatuh disebabkan kematian seorang tokoh pembesar di muka bumi, sungguh mereka telah berbohong. Padahal, gerhana adalah salah satu dari sekian tanda kebesaran Allah SWT…” ( Shahih Ibnu Hibban, juz 7 hlm 101 no Hadis 2856).

Adapun hikmah yang bisa kita dapatkan dari fenomena ini adalah, menumbuhkan rasa takut kepada Allah SWT agar seorang hamba menambah ketaatan kepada-Nya yang sesuai dengan sabda Rasulullah SAW :

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ، وَلَكِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يُخَوِّفُ بِهَا عِبَادَهُ

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan keduanya tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Akan tetapi dengan peristiwa itu Allah Ta’ala ingin membuat para hamba-Nya takut.”

Dugaan gerhana yang bersangkut paut dengan kematian seseorang, dibantah, dan mendorong peradaban masyarakat ke arah pembuktian sains, bukan keyakinan berdasarkan takhayul semata. Wallahu A’lam.

Categories Kabar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *