Apa itu Qurban?

Arti qurban menurut bahasa berasal dari kata “ Qoroba Yaqrobu Qurban Qurbanan Qirbanan .” Yang mengandung arti dekat. Qurban dalam islam juga disebut dengan Al-udhhiyah dan adh-dhahiyah yang berarti binatang sembelihan, seperti unta, sapi, dan kambing yang disembelih pada hari raya idul adha dan hari tasyriq sebagai bentuk taqarrub atau pendekatan diri kepada Allah.

Ibadah qurban sudah dilakukan oleh putra Nabi Adam ‘Alaihissalam yakni Habil dan Qobil. Sebagaimana firman Allah SWT :

وَٱتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ٱبْنَىْ ءَادَمَ بِٱلْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ ٱلْءَاخَرِ

Artinya : “Ceritakanlah kepada mereka kisah dua putra Adam ( Habil dan Qabil ) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang diantara mereka berdua ( Habil ) dan tidak diterima dari yang lain ( Qabil ).” ( Q.S. Al-Maidah : 7 )

Ibadah qurban kemudian diikuti Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam ketika diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih putra tercintanya yaitu Nabi Ismail ‘Alaihissalam yang kemudian Allah menggantinya dengan seekor domba.

Ibadah qurban kemudian diwarisi Nabi Muhammad SAW. Karena itu, umat islam harus selalu meneladani Rasulullah dan menjalankan seluruh sunnahnya agar mendapat banyak keutamaan di Akhirat kelak.

• Berqurban Sebagai Bentuk Keikhlasan Seorang Hamba

Setelah diperintahkan melaksanakan shalat fardhu dan sunnah, Allah SWT memerintahkan hamba-NYA yang beriman untuk berqurban denan penuh keikhlasan.

Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Kautsar ayat 2 :

 فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

Artinya : Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.

• Hewan Qurban Sebagai saksi di Akhirat

Sebagaimana berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Turmudzi no 1493, Ibn Majah 3126, al-Hakim dalam al-Mustadrak 7523. Dalam sanad hadis ini terdapat perawi bernama Abdullah bin Nafi’ dan Sulaiman bin Yazid (Abul Mutsanna), dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya Urwah bin Zubair.

مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ، إِنَّهُ لَيَأْتِي يَوْمَ القِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا، وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللَّهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنَ الأَرْضِ، فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا
“Tidak ada amalan manusia yang lebih dicintai oleh Allah untuk dilakukan pada hari Nahr (Idul Adha), melebihi amalan mengalirkan darah (qurban). Karena qurbannya akan datang pada hari kiamat dengan tanduknya, bulunya, dan kukunya. Dan darahnya akan menetes di tempat yang Allah tentukan, sebelum darah itu menetes di tanah. Untuk itu hendaknya kalian merasa senang karenanya.”

Categories Khasanah Islam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *